Detasemen Jala Mangkara (disingkat
Denjaka) adalah sebuah
detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel
Kopaska dan
Taifib Korps Marinir TNI-AL. Anggota Denjaka dididik di Bumi Marinir
Cilandak dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (
Penanggulangan Teror Aspek Laut).
Lama pendidikan ini adalah 6 bulan. Intinya Denjaka memang dikhususkan
untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana
saja terutama anti teror aspek laut. Denjaka dibentuk berdasarkan
instruksi
Panglima TNI kepada
Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal
13 November 1984.
Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan antiteror dan
antisabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan klandestin
aspek laut.
Sejarah
Pasukan Khusus AL
Pada tanggal
4 November 1982,
KSAL membentuk organisasi tugas dengan nama
Pasukan Khusus AL (
Pasusla). Keberadaan Pasusla didesak oleh kebutuhan akan adanya
pasukan khusus TNI AL guna menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut. Seperti
terorisme,
sabotase, dan ancaman lainnya.
[1]
Pada tahap pertama, direkrut 70 personel dari
Batalyon Intai Amfibi (
Taifib) dan
Komando Pasukan Katak (
Kopaska). Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima
Armada Barat dengan asistensi
Komandan Korps Marinir.
KSAL bertindak selaku pengendali operasional. Markas ditetapkan di Mako
Armabar.
[1]
Detasemen Jala Mangkara
Melihat perkembangan dan kebutuhan satuan khusus ini,
KSAL menyurati
Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan membentuk
Detasemen Jala Mangkara.
Panglima ABRI menyetujui dan sejak itu (
13 November 1984),
Denjaka menjadi satuan Antiteror Aspek Laut. Merunut keputusan KSAL,
Denjaka adalah komando pelaksana Korps Marinir yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan pembinaan kemampuan dan kekuatan dalam rangka
melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut
atas perintah
Panglima TNI.
[1]
Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando.
Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah
berkualifikasi Intai Amfibi. Dalam menjalankan aksinya, satuan khusus
ini dapat digerakkan menuju sasaran baik lewat permukaan/bawah laut
maupun lewat udara. TNI AL masih memiliki satu pasukan khusus lagi,
yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska). Kedua satuan pernah beberapa kali
melakukan latihan gabungan dengan
US Navy SEAL.
[1]
Organisasi satuan
Denjaka terdiri dari satu markas detasemen, satu tim markas, satu tim
teknik dan tiga tim tempur. Sebagai unsur pelaksana, prajurit Denjaka
ditutut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan
dan pendadakan yang tertinggi serta medan operasi yang berupa
kapal-kapal, instalasi lepas pantai dan daerah pantai. Disamping itu
juga memiliki keterampilan mendekati sasaran melalui laut, bawah laut
dan vertikal dari udara.
Pendidikan yang dilakukan
Kursus awal
Setiap prajurit Denjaka dibekali
kursus penanggulangan antiteror aspek laut yang bermaterikan:
- Intelijen,
- Taktik dan teknik anti-teror, dan anti-sabotase,
- Dasar-dasar spesialisasi,
- Komando kelautan dan keparaan lanjutan
Kursus ini dilaksanakan setiap kurang lebih 5,5 bulan bertempat di
Jakarta dan sekitarnya.
Kursus lanjutan
Dilanjutkan dengan materi pemeliharaan kecakapan dan peningkatan kemampuan kemahiran kualifikasi
Taifib dan
Paska,
pemeliharaan dan peningkatan kemampuan menembak, lari dan berenang,
peningkatan kemampuan bela diri, penguasaan taktis dan teknik penetrasi
rahasia, darat, laut dan udara, penguasaan taktik dan teknik untuk
merebut dan menguasai instalasi di laut, kapal, pelabuhan/pangkalan dan
personel yang disandera di objek vital di laut, penguasaan taktik dan
teknik operasi klandestin aspek laut, pengetahuan tentang
terorisme dan sabotase, penjinakan
bahan peledak, dan peningkatan kemampuan survival, pelolosan diri, pengendapan, dan ketahanan interogasi.
Persenjataan
Untuk mendukung operasi personel Denjaka dibekali antara lain
submachine gun MP5,
Daewoo K7,
senapan serbu G36,
HK416,
Pindad ss-1,
CZ-58,
senapan mesin ringan Minimi M60,
Daewoo K3, serta
pistol Beretta dan SIG Sauer 9 mm.
Komandan
Beberapa perwira yang pernah memimpin Denjaka antara lain adalah
Letjen TNI (Mar) Nono Sampono (AAL 1976),
Mayjen TNI (Mar) Yusuf Solichin dan
Letjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (AAL 1981). Komandan Denjaka yang sekarang menjabat adalah
Kolonel (Mar) Budi Purnama, S.Ip.
Daftar Komandan Denjaka
Berikut daftar Komandan Denjaka:
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
[sembunyikan]
|
|
|
|
Komando Utama |
Komando operasi
|
|
|
Komando tempur
|
|
|
Komando Pembinaan
|
|
|
|
Badan Pelaksana Pusat |
|
|
Pasukan khusus |
|
|
|
|
Komentar
Posting Komentar